Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2012

Analisis Ekonomi KOMPAS, Senin 24 Oktober 2011

BUSTANUL ARIFIN

Selama dua dasawarsa terakhir, laju pertumbuhan produktivitas pangan strategis di Indonesia sangat lamban. Pada kurun waktu 14 tahun terakhir (1996-2010), produktivitas beras tumbuh di bawah 1 persen per tahun. Pertumbuhan produktivitas kedelai stagnan, jika tidak dikatakan negatif. Pada dekade 1990-an, produktivitas kedelai mencapai 1,7 ton per hektar, tetapi kini produktivitas kedelai hanya 1,4 ton per hektar. Pertumbuhan produktivitas tebu sangat tidak terpola, kadang tinggi sampai 6,2 ton hablur per hektar, tetapi kadang anjlok sampai di bawah 5,8 ton per hektar. Hanya jagung yang menunjukkan peningkatan produktivitas konsisten hampir dua kali lipat. Fenomena produktivitas tersebut sekaligus menunjukkan inkonsistensi pola dan sistem produksi pangan strategis di Indonesia. (more…)

Read Full Post »

 

Bustanul Arifin
MetroTV News, Senin, 24 Oktober 2011

Eskalasi  harga pangan yang terjadi di luar musim panen dan pada hari-hari besar nasional menjadi semakin memperkuat bukti bahwa desain kebijakan harga pangan saat ini tidak mampu menahan kenaikan dan fluktuasi harga. Sejak tahun 2005, kebijakan harga pangan semakin timpang karena Indonesia hanya mampu menetapkan sisi bawah saja melalui kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP). Pada sisi atas atau harga maksimum seakan dibiarkan bergerak tanpa batas, walaupun kebijakan subsidi harga bagi kalangan tidak mampu melalui program beras untuk keluarga miskin (raskin) masih tetap dipertahankan.  (more…)

Read Full Post »

 

BUSTANUL ARIFIN

Kompas, Senin 3 Oktober 2011

Pada akhir pekan kemarin, saya membawa 43 mahasiswa melakukan kuliah lapangan ke dua desa di Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Kami bertatap muka dan belajar langsung dengan petani dan tokoh masyarakat desa tentang pembangunan pertanian. (more…)

Read Full Post »

 

Analisis Ekonomi KOMPAS, Senin, 12 September 2011 | 05:04 AM

BUSTANUL ARIFIN

Laju inflasi Indonesia yang mencapai 0,93 persen pada Agustus 2011 dan 2,69 persen selama tahun kalender mengandung sekian macam interpretasi dan implikasi.  (more…)

Read Full Post »

 

Bustanul Arifin

MetroTV News, Minggu, 11 September 2011 22:04 WIB

Setelah melalui serangkaian pembahasan, diskusi panjang dan lobi-lobi melelahkan, upaya melakukan pemutihan tunggakan kredit usahata tani (KUT) nampaknya akan menjadi kenayataan. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan pemerintah akan memutihkan KUT sekitar Rp5,7 triliun untuk membantu memperlebar akses petani kepada perbankan. Intinya, petani yang menunggak kredit akan dihapus namanya dari Sistem Informasi Debitor (SID) di Bank Indonesia, sehingga mereka berpeluang mengajukan permohonan jenis pembiayaan pertanian lainnya saat ini, seperti kredit usaha rakyat (KUR), kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) dan sebagainya. (more…)

Read Full Post »

 

Analisis Ekonomi KOMPAS Senin 1 Agustus 2011 | 05:13 WIB

BUSTANUL ARIFIN

Siklus rutin kenaikan harga pangan yang melonjak pada Juni-Agustus sebenarnya telah diketahui pasti oleh para pejabat pemerintah dan perumus kebijakan diIndonesia. Laju inflasi Juli 2011 diperkirakan lebih tinggi dari laju inflasi Juni, yang tercatat 0,55 persen bulanan (atau 5,54 persen tahunan), karena naiknya indeks pada kelompok bahan makanan. Selain lonjakan harga pada Juni-Agustus, harga pangan, khususnya beras, umumnya juga meningkat pada November-Desember. Harga beras umumnya turun pada saat panen raya Februari-Mei dan sedikit mendatar pada September-Oktober karena beberapa sentra produksi padi di Jawa, Sumatera, dan Bali melakukan panen gadu. (more…)

Read Full Post »

 

MetroTV News, Jumat 29 Juli 2011 22:47 WIB

 

Setengah abad lalu, ekonom besar John Maynard Keynes melalui karya yang fenomenal The General Theory of Employment, Interest and Money (1961, halaman 383) menyatakan bahwa dunia ini hanya diatur sekelompok kecil saja (Indeed, the world is ruled by little else). Dengan menyindir para perumus kebijakan, Keynes secara tegas menambahkan bahwa para pemimpin sepertinya hanya mendengar informasi yang tidak lengkap dari diskursus akademik yang mungkin sudah kadaluwarsa.  (more…)

Read Full Post »

 

Bustanul Arifin

MetroTV News, Sabtu, 25 Juni 2011 16:11 WIB

Setelah lebih dari tiga minggu berlangsung, episode “perang dagang” sapiAustralia masih belum banyak berjanjak dari episode awal: berupa saling menjajaki kekuatan lawan. Dalam istilah tinju, setelah Pemerintah Australiamelancarkan hook keras pada awal bulan Juni berupa larangan (sementara) ekspor sapi hidup Australia ke Indonesia selama enam bulan, PemerintahIndonesia belum banyak membalas. Kalau pun ada, Pemerintah Indonesiamasih berada pada posisi bertahan, sambil bertukar jab ringan, dengan tetap mengandalkan double cover yang kuat.  (more…)

Read Full Post »

 

MetroTV News, Jumat, 3 Juni 2011 23:10 WIB

 

Bustanul Arifin

 

Akhir Mei 2011 masyarakat Australia digemparkan oleh pemberitaaan media, ulasan, kemarahan dan keprihatinan terhadap video dan gambar penyiksaan sapi di empat rumah potong hewan (RPH) Indonesia. Sapi-sapi yang dipotong itu ditengarai adalah sapi impor asal Australia sesuai dengan karakter fisiknya yang besar, dengan bobot ratusan kilogram dan warna yang khas. Jaringan radio dan televisi Australian Broadcasting Corporations (ABC) berhari-hari mengangkat pemberitaan tersebut, diawali dengan program tayangan Four Corner berjudul “A Bloody Business”, yang diikuti wancara dengan pejabat, pelaku bisnis dan politisi di Australia. Hasilnya, masyarakat Australia menjadi marah dan geram kepada Indonesia, hingga muncul tekanan publik, terutama dari para pelobi Animal Welfare dan Partai Hijau, kepada Pemerintah Federal Australia untuk menghentikan ekspor sapi hidup ke Indonesia.  (more…)

Read Full Post »

 

MetroTV News, Selasa, 24 Mei 2011 16:23 WIB

 

Bustanul Arifin

 

Sejak dekade 1990-an telah muncul beberapa inisiatif baru tingkat korporasi, yang dikenal dengan beberapa variasi nama, seperti sertifikasi asal komoditas (certification of origin), governansi lingkungan global (global environmental goverance), peraturan keberlanjutan (sustainability regulation), peraturan non-negara (non-state regulation), inisiatif tatakelola korporasi (corporate governance iniatives) dan sebagainya. Perkembangan dan debat publik tentang standar global keberlanjutan dalam bidang pangan dan pertanian sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari semakin signifikannya sistem rantai nilai global (global value chain=GVC), yang didekati dari berbagai perspektif. Intinya, sistem rantai nilai global adalah upaya disagregasi struktur produksi, konsumsi dan perdagangan komoditas pada jaringan yang dikuasai oleh suatu korporasi (tingkat global). (more…)

Read Full Post »

Older Posts »